Spirit
of Usman
Mengenal Ustman Bin Affan
Ra
Namanya Utsman bin Affan
bin Abil ‘Ash bin Umayyah. Amirul mukminin Dzun Nurain suami dari dua orang
putri Rasulullah yaitu Ruqayyah dan ketika Ruqayyah telah meninggal Rasul
menikahkan Usman dengan Ummu Kultsum binti Rasululloh. Ibu beliau bernama Arwa
binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu
Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah Shollallhu Alaihi
wassalam.
Beliau adalah seorang yang
rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai
tulang persendian yang besar, berbahu bidang, berambut lebat, bentuk mulut
bagus yang berwarna sawo matang. Di masa jahiliyah Utsman bin Affan adalah
seorang yang terpandang dan dimuliakan oleh kaumnya. Beliau dikenal sebagai
seorang yang sangat pemalu, hartawan, dan pemilik petuah yang didengar. Karena
itulah ia sangat dicintai dan dimuliakan oleh kaumnya. Ia tidak pernah sujud
kepada sebuah patung pun, tidak pula berbuat keji, tidak pernah meminum khamar
baik sebelum maupun setelah Islam. Utsman bercerita, “Aku tidak pernah
bernyanyi, tidak pula panjang angan-angan, aku tidak pernah minum khamar di
masa jahiliah maupun setelah Islam.”
Utsman adalah seorang yang
saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang
kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah,
yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan
ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.
Beliau termasuk As-sabiqun
al-awwalun (orang-orang yang pertama menyambut dakwah Islam). Beliau
mengikrarkan diri sebagai seorang muslim berkat dakwah Abu Bakr Ash-Shidddiq
pada umur 34 tahun. Di saat kaumnya menolak seruan dakwah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ia justru membuka hati, dan meyakini tanpa keraguan. Ketika
kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin
Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga
bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan
lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Rasululloh supaya beliau hijrah ke
Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta
kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan
Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Beliau ikut serta dalam
peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah
membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan ra.
juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah
memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala
perlengkapannya. Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin
Affan ra. Datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah
saw. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia
melakukan ini (diucapkan dua kali).”
Keutamaan Usman Bin Affan
sebagai sahabat Rasululloh antara lain yaitu dia adalah orang yang sangat pemalu,
dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, ” Orang
yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar ra., yang paling tegas
terhadap agama Allah adalah Umar ra., yang paling pemalu adalah Utsman.. “ (HR.
Tirmidzi , Nasa'i dan Ibnu Majah).
Amalan timbangan Usman
lebih berat dibanding umat Muhammad, Mu’adz bin Jabal berkata, ‘Rasulullah saw.
bersabda, ” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di sebuah daun
timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku
lebih berat dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di sebuah daun timbangan
dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata Abu Bakar lebih
berat dari mereka. Lantas diletakkan Umar di sebuah daun timbangan dan umatku
diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka.
Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun
timbangan yang lain ternyata Ustman lebih berat dari mereka.
Masa khilafahnya adalah
sebelas tahun sebelas bulan dan tujuh belas hari. Utsman bin Affan diangkat
menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang
anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab sebelum beliau wafat. Keenam
anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin
Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.
Tiga hari setelah Umar bin
khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff memulai
pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan
diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya
menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia
lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat
pun terbelah.
Konon, sebagian besar warga
memang cenderung memilih Utsman. Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya
adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu. Maka Utsman bin
Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah
berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H.
Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah. Masa
kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya
sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai
berdasarkan berat timbangannya.
Beliau adalah khalifah kali
pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi
(Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima
(haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan
khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan
oleh khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khattab biasanya mengadili suatu
perkara di masjid.
Di masanya, kekuatan Islam
melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang
tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan
Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan
wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes dan
Konstantinopelpun sempat dikepung.
Pada mulanya pemerintahan
Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang Gubernur Kufah, yang
bernama Mughirah bin Syu’bah diberhentikan oleh Khalifah Utsman dan diganti
oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab. Kemudian
beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang kurang baik,
untuk mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan pembesar itu
diisi dan diganti dengan famili-famili beliau yang mempunyai kemampuan dalam
bidang tersebut.
Namun dengan hal itu
menimbulkan konflik dan perpecahan . Ada sebagian orang yang menuntut agar
Usman turun dari jabatanya. Setelah rangkaian konflik pada masa
pemerintahannya, Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40
hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Meski Utsman mempunyai
kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak
menumpahkan darah umat Islam. Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh
pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin
Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang
membaca Al-Qur’an dan pada hari itu Ustman berpuasa karena sebelumnya ia
bermimpi bertemu Rasul yang mengajak Ustman untuk berbuka puasa bersama Rasul,
Abu Bakar dan Umar . Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah
Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah
Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran. Perihal peristiwa kematian ini persis seperti
apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid
nantinya.
Utsman bin Affan wafat pada
18 Dzulhijah tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah
selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
Allohualambishowab
Referensi:
biografi.rumus.web.id
kisahmuslim.com
hbis.wordpress.com
biografi.rumus.web.id
kisahmuslim.com
hbis.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar